Peran ASEAN dan Kebijakan Publik Dalam Sektor Energi Terbarukan di Masa Depan di Kawasan Asia Tenggara
ASEAN adalah organisasi persekutuan negara-negara di Asia Tenggara seperti Indonesia, Thailand, Malaysia, Vietnam, Singapura, Laos, Kamboja, Timor Leste, Brunei Darussalam, dan Myanmar.
Sektor energi telah menjadi perhatian penting belakangan ini seiring bertambahnya populasi serta kebutuhan akan energi di era perkembangan teknologi dan informasi. Emisi karbon menjadi pembahasan yang banyak dikaji.
Baru-baru ini saya membaca sebuah judul dalam jurnal Renewable and Sustainable Energy Reviews yang ditulis oleh Alleluia, et. al. (2022).
Berikut abstrak jurnal tersebut.
"Southeast Asia is a significant stakeholder in the global action against climate change, given its growing population, rising greenhouse gas emissions, and vulnerability to climate change impacts. Public policy makers in this region are faced with the challenge of transitioning to cleaner energy sources to enable the attainment of Paris Agreement goals, while also expanding access to affordable and reliable energy supplies. Southeast Asia has one of world's fastest growing rates of greenhouse gas emissions due to rising fossil fuel combustion, second only to South Asia. As such, it is imperative to decouple its energy consumption from emissions growth. This paper reviews Southeast Asia's energy sector trends, with a focus on electricity supply and demand vis-à-vis global decarbonization efforts. Based on global and regional best practices, the paper highlights the crucial role that governments and public policy can play in accelerating the region's clean energy transition, namely through the establishment of mandatory long-term climate and renewable energy targets and binding policies; use of iterative and adaptive power system planning; support for effective market development; financing of pioneering investments and trunk infrastructure; and support for a just and equitable transition."
Terjemahan :
Asia Tenggara adalah pemangku kepentingan yang signifikan dalam aksi global melawan perubahan iklim, mengingat populasinya yang terus bertambah, meningkatnya emisi gas rumah kaca, dan kerentanan terhadap dampak perubahan iklim. Pembuat kebijakan publik di kawasan ini dihadapkan pada tantangan transisi ke sumber energi yang lebih bersih untuk memungkinkan pencapaian tujuan Perjanjian Paris, sementara juga memperluas akses ke pasokan energi yang terjangkau dan andal. Asia Tenggara memiliki salah satu tingkat pertumbuhan tercepat di dunia dari emisi gas rumah kaca karena meningkatnya pembakaran bahan bakar fosil, kedua setelah Asia Selatan. Karena itu, sangat penting untuk memisahkan konsumsi energinya dari pertumbuhan emisi. Makalah ini mengulas tren sektor energi Asia Tenggara, dengan fokus pada pasokan dan permintaan listrik vis-à-vis upaya dekarbonisasi global. Berdasarkan praktik terbaik global dan regional, makalah ini menyoroti peran penting yang dapat dimainkan oleh pemerintah dan kebijakan publik dalam mempercepat transisi energi bersih kawasan, yaitu melalui penetapan target iklim dan energi terbarukan jangka panjang dan kebijakan yang mengikat; penggunaan perencanaan sistem tenaga yang iteratif dan adaptif; dukungan untuk pengembangan pasar yang efektif; pembiayaan investasi perintis dan infrastruktur utama; dan dukungan untuk transisi yang adil dan merata.
Sumber : Aleluia, et. al., 2022. Accelerating a clean energy transition in Southeast Asia: Role of governments and public policy. Renewable and Sustainable Energy Reviews. 159: (112226) https://doi.org/10.1016/j.rser.2022.112226.
Komentar
Posting Komentar